Selasa, 23 Juli 2013

Budidaya Padi Gogo Organik sebagai Cermin Simantri Oleh Kelompok Tani Lembu Sari



Pemerintah Badung Utara sesuai dengan aturan tata ruang menetapkan Desa Pelaga sebagai desa pertanian yang sebagian besar pendapatannya bersumber dari bidang pertanian. Salah satu banjar di Desa Pelaga yang memiliki potensi besar dalam bidang pertanian ialah banjar Auman.  Banjar Auman terletak 8 kilometer jika ditempuh dari kantor desa Pelaga dan memiliki luas kurang lebih 432 ha dengan 95% penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Keadaan geografisnya yang cukup bagus dibandingkan dengan banjar lain di desa Pelaga juga mendukung berkembangnya sistem pertanian di Banjar Auman. 
Di banjar inilah terbentuk sebuah kelompok tani yang cukup sukses dengan peternakannya berdasarkan sistem pertanian yang terintegrasi alias simantri. Kelompok tani tersebut bernama kelompok tani Lembu Sari.  Setelah sukses dengan produksi pupuk organik hasil olahan kotoran sapi dan bio urine olahan air seni sapi, awal bulan Agustus kelompok tani Lembu Sari mencoba membudidayakan padi gogo organik. Pupuk yang akan dipakai dari awal penyiapan lahan sampai waktu panen ialah 100 % merupakan bahan organik.
Padi gogo dipilih untuk dibudidayakan disini karena padi gogo dapat dibudidayakan pada lahan kering yang sesuai dengan keaadaan geografis desa Pelaga yang sulit air. Pada sistem budidaya padi gogo seolah-olah kita anggap tanaman padi seperti tanaman palawija. Sehingga kebutuhan air dalam sistem ini sangatlah minim. Kelebihan sistem tanam gogo dibanding sistem sawah diantaranya adalah penghematan tenaga kerja tanam, penghematan tenaga kerja pemeliharaan dan tentunya lebih menghemat waktu.
Sebelumnya, budidaya padi gogo memang sudah ada di desa Pelaga namun bukan bersifat organik. Menimbang ketersediaan pupuk organik dan bio urine produksi sendiri maka munculah ide akan membudidayakan padi gogo organik tanpa pestisida dan pupuk kimia lain. Budidaya padi gogo organik ini sekaligus untuk menerapkan program simantri juga mendukung pemerintah yang bertujuan menjadikan Bali clean and green.
Dibudidayakannya padi gogo organik, diharapkan akan menghasilkan produk unggul yang lebih berkualitas dan bergizi bebas dari bahan kimia. Dalam perkembangannya budidaya padi gogo organik dapat menginspirasi daerah lain khususnya di desa Pelaga dan Bali sehingga kesehatan dan perekonomian masyarakat dapat ditingkatkan.

Senin, 22 Juli 2013

BUDIDAYA ASPARAGUS DAN PARE PUTIH DI DESA PELAGA



Terletak di daerah dataran tinggi bagian utara Badung, Desa Pelaga memiliki potensi dalam bidang pertanian dan juga peternakan. Bukian ialah salah satu dari sembilan banjar yang ada di Desa Pelaga yang dijadikan pusat pembudidayaan tanaman asparagus dan pare putih. Banyaknya jumlah petani asparagus dan pare putih di Bukian serta lokasi yang mudah dijangkau menjadi alasan tempat ini dijadikan pusat pembudidayaan yang juga akan mulai dikembangkan menjadi objek agro wisata.

Lokasi pembudidayaan asparagus dan pare putih terletak kira-kira satu kilometer dari kantor Kepala Desa Pelaga, Jl. Raya Puncak Mangu, ke arah timur atau lurus di pertigaan depan kantor kepala desa jika ditempuh dari Petang.  Asparagus dan pare putih dibudidayakan karena memiliki nilai jual yang tinggi selain mempunyai peran dalam mengatasi beberapa penyakit.

Disini, para pengunjung baik para peneliti maupun pelajar dapat secara langsung mengamati bagaimana tanaman asparagus dan pare putih dibudidayakan. Dengan demikian diharapkan budidaya tanaman ini akan menambah pengetahuan mengenai fungsi dan nilai asparagus dan pare putih. Sehingga tanaman ini akan mampu meningkatkan sumber penghasilan warga setempat yang sebagian besar menekuni bidang pertanian atau perkebunan. Berikut deskripsi singkat mengenai tanaman asparagus dan pare putih :
1.      Asparagus
Asparagus menyimpan banyak manfaat kesehatan untuk tubuh. Berikut manfaat kesehatan dari asparagus :
Kaya nutrisi
Asparagus mengandung banyak nutrisi, kaya serat, folat, vitamin A, C, E dan K, serta chromium, dan mineral yang meningkatkan kemampuan insulin untuk mengangkut glukosa dari aliran darah ke dalam sel.

Memiliki zat antikanker
Merupakan sumber sangat kaya glutation, suatu senyawa detoksifikasi yang membantu memecah karsinogen dan senyawa berbahaya lainnya seperti radikal bebas. Inilah sebabnya mengapa konsumsi asparagus dapat membantu melindungi dan melawan bentuk-bentuk kanker tertentu, seperti tulang, payudara, laring usus, dan kanker paru-paru.

Kaya antioksidan
Antioksidan dalam asparagus menduduki peringkat teratas di antara buah-buahan dan sayuran karena kemampuannya untuk menetralisir radikal bebas yang merusak sel. Ini, menurut penelitian pendahuluan, dapat membantu memperlambat proses penuaan.

Memiliki sifat antipenuaan
Karena memiliki sifat anti penuaan, asparagus sering dijadikan menu vegetarian yang lezat . Tak hanya itu, asparagus dapat membantu otak kita untuk memerangi penurunan kognitif. Seperti sayuran hijau pada umumnya, asparagus mengandung folat, yang bekerja dengan vitamin B12 yang biasa ditemukan pada ikan, daging unggas, dan susu untuk membantu mencegah kerusakan kognitif. Dalam sebuah studi dari Tufts University, orang dewasa dengan tingkat sehat folat dan B12 dilakukan uji kecepatan, hasilnya, mereka yang mengasup folat sehat dan B12 memiliki respon uji kecepatan lebih baik dan fleksibilitas mental yang baik.

Diuretik alami

Salah satu manfaat lebih dari asparagus mengandung tingkat tinggi asparagin asam amino, yang berfungsi sebagai diuretik alami. Meningkatkan buang air kecil tidak hanya melepaskan cairan tetapi membantu membersihkan tubuh dari kelebihan garam.

Hal ini sangat bermanfaat bagi orang yang menderita edema (akumulasi cairan dalam jaringan tubuh) dan mereka yang memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit jantung. Namun, perlu Anda tahu, mengonsumsi asparagus bisa menyebabkan bau urin yang kuat.

Demi mengasup manfaat asparagus secara maksimal, ada tips memasak agar nutrisi dan antioksidan di dalamnya tidak hilang. Memasak dengan cara dipanggang atau ditumis tanpa air bisa menjaga kandungan antioksidan dalam asparagus. Dan nikmati asparagus tanpa garam, mentega atau saus untuk mendapatkan hasil maksimal dari sifat diuretik. Sebab, garam dapat menyebabkan retensi air pada beberapa orang. 

2.      Pare Putih
Rasa pare yang pahit seringkali dijadikan alasan orang-orang menghindari sayur yang juga termasuk buah ini. Hanya segelintir orang saja yang menyukainya. Hal ini dikarenakan rasanya yang pahit sulit dihilangkan, meskipun sudah dicoba hilangkan dengan cara diremas dengan garam.

Pare banyak sekali jenisnya, mulai dari pare putih atau pare Bodas, pare hijau atau pare kodok, dan juga pare ular atau pare belut. Untuk jenis pare putih ini, rasanya cenderung tidak terlalu pahit jika dibandingkan dengan pare hijau lainnya. Namun ketiga jenis pare ini tetap memiliki khasiat yang serupa.

Dibalik rasanya yang pahit dan tampilannya yang sedikit aneh, ternyata pare mampu mengobati diabetes. Tentu saja penyakit diabetes yang masih dalam taraf ringan, dan si penderita belum tergantung dengan suntikan insulin. Momordisin, sejenis glukosida yang terkandung dalam pare mampu menurunkan kadar gula dalam darah dan membantu pankreas menghasilkan insulin.

Selain itu, pare juga mengandung betakaroten dua kali lebih besar dari brokoli. Sehingga mampu mencegah timbulnya penyakit kanker dan mengurangi resiko terkena serangan jantung ataupun terinfeksi virus. Pare juga digunakan sebagai obat gangguan pencernaan dan minuman penambah semangat. Kandungan senyawa fitokimia lutein dan likopennya berkhasiat sebagai antikanker, antibiotika, antivirus, perangsang produksi insulin, penyeimbang tekanan darah dan kadar gula darah, perangsang nafsu makan dan pembasmi cacing usus. Bahkan pare telah diekstrak dan dikemas dalam kapsul sebagai obat herbal kencing manis.

AGRO WISATA BALI MODERN DI DESA PELAGA



Berlokasi di sebuah hutan yang tenang dan subur, di pegunungan Pucak Mangu 750 meter di atas permukaan laut, Bagus Agro Wisata memiliki daya tarik wisata baru di Bali yang dibangun dalam konsep Pertanian berdasarkan Tri Hita Karana, budaya Bali asli. Tempat ini adalah objek wisata agro modern dengan luas lahan lebih dari 18 hektar di desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. 
Udara segar pegunungan dan panorama yang indah sekitar pertanian organik dihiasi dengan bunga berwarna-warni berbagai buah-buahan tropis dan sayuran, Bagus Agro menerapkan sistem irigasi tetes, sistem yang berbeda dengan sistem  Subak. Sistem irigasi tetes air memungkinkan pengiriman yang tepat dan dapat menyesuaikan air untuk tanaman tertentu, sehingga meningkatkan efisiensi air. Untuk mendukung Sistem Pertanian Organik diterapkan di daerah ini, ternak telah dikembangkan juga, di mana sapi, babi, ayam negeri dan berbagai jenis ikan dikembangbiakkan. Suasana segar dan alam di sekitar panorama 'emeraldish' hutan berbukit dihiasi oleh air terjun sungai yang jernih menciptakan tempat fantastis yang cocok untuk berkemah dan petualangan yang tak terlupakan.
Tersedia lima restoran yang dapat menampung hingga 300 orang untuk makan siang atau makan malam. Kapasitas dari restoran masing-masing 50 orang untuk Terrace Restaurant, 80 orang untuk setiap Fine Dining Restaurant (2 bangunan), dan lebih dari 150 orang bisa ditampung di Balai Wantilan. Masakan lezat baik Bali atau Barat khusus disajikan untuk memanjakan selera Anda. Anda dapat mengatur momen khusus oleh layanan kami di restoran-setiap kesempatan yang Anda inginkan, pesta ulang tahun, ulang tahun, pertemuan keluarga dan sebagainya. Nikmati pula fasilitas panggang-memanggang di gazebo tradisional kita, 'saung'. 
Empat Rumah Mewah yang hangat melengkapi akomodasi di tempat ini. Kayu konstruksi dikombinasikan dengan fasilitas yang nyaman: kamar yang dirancang dengan baik, menyenangkan beranda dengan tempat tidur, kamar mandi dengan fasilitas umum, dan kolam renang cantik dengan latar belakang hutan perbukitan yang subur-semua menciptakan suasana yang tentram dan menyenangkan untuk liburan Anda. 
Anda dapat mengatur pertemuan lokakarya, yang sempurna, atau seminar, dll dengan fasilitas yang baik. Ada tempat pertemuan dilengkapi dengan fasilitas pertemuan. Kursi di ruang pertemuan dapat diatur ke dalam konstruksi yang diharapkan dan dekorasi kamar juga tersedia. Ada beberapa kegiatan rekreasi  yang dapat dilakukan terutama kegiatan petualangan seperti: berkemah, bersepeda, trekking, arung jeram dilengkapi dengan peralatan halus. 
Kami menyediakan Anda Agro wisata dan beberapa demo pembuatan produk tradisional. Anda dapat mendapatkan pengalaman menarik dari 'Demo Membuat Minyak Kelapa ' disebut Nandusin atau 'Demo Membuat Kue Lak Lak Bali' yang tidak pernah Anda lihat di wilayah asal Anda. Kami juga memiliki Tim Building Ground yang tersedia sehingga Anda dapat mengatur tur outbound untuk staf perusahaan Anda dalam tujuan untuk menyegarkan dan meng-up grade sikap kooperatif dan disiplin diri. Bagus Agro Wisata ialah pilihan yang tepat untuk liburan Anda yang menawarkan keindahan alam pertanian.

PURA PUCAK MANGU – PELAGA



Catatan tertulis secara akurat mengenai keberadaan Pura Pucak Mangu sangatlah minim. Hanya ada beberapa petikan lontar yang memuat tentang keberadaan pura ini dan itupun samar. Namun catatan para orang leluhur orang Bali sangat berarti bagi kehidupan masa sekarang dalam rangka mencermati keberadaan pura-pura di pulau Bali yang banyaknya ribuan. Pura Pucak Mangu sudah ada sejak zaman budaya megalitikum berkembang di Bali dengan bukti diketemukannya peninggalan Lingga yang cukup besar. Di tempat inilah I Gusti Agung Putu, pendiri Kerajaan Mengwi, melakukan tapa brata mencari keheningan pikiran setelah kalah dalam perang tanding.
I Gusti Agung Putu pun menemukan jati dirinya dan bangkit lagi dari kekalahannya, terus dapat meraih kemenangan sampai dapat mendirikan Kerajaan Mengwi. Di tempat I Gst. Agung Putu bertapa brata itulah Pura Pucak Mangu kembali dipugar dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan umat Hindu yang terus berkembang. Puncak Gunung Mangu ini memang sangat hening untuk melakukan tapa brata untuk perenungkan diri seperti yang pernah dilakukan oleh I Gst. Agung Putu. Menurutnya, kegagalan bukan untuk disesalkan dan berputus asa, tetapi untuk dijadikan pengalaman serta diambil hikmahnya untuk pelajaran diri selanjutnya. Dengan cara itulah kegagalan dapat diubah menjadi awal kesuksesan.
Dalam peta Pulau Bali nama Gunung Mangu hampir tidak dikenal. Mungkin karena Gunung Mangu ini tidak begitu tinggi. Namun kalau kita baca lontar tentang Pura Kahyangan Jagat nama Gunung Mangu ini akan mudah diketemukan. Nama Gunung Mangu ini disebutkan dalam Lontar Babad Mengwi. Leluhur Raja Mengwi yang bernama I Gusti Agung Putu kalah secara kesatria dalam pertempuran melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dari Puri Kekeran. Karena kalah I Gusti Agung Putu ditawan dan diserahkan kepada I Gst. Ngurah Tabanan sebagai tawanan perang. Oleh seorang patih dari Marga bernama I Gusti Bebalang meminta kepada I Gusti Ngurah Tabanan agar dibolehkan mengajak I Gusti Agung Putu ke Marga. Setelah di Marga inilah timbul niatnya I Gusti Agung Putu ingin membalas kekalahannya dengan cara-cara kestria kepada I Gusti Ngurah Batu Tumpeng.
Sebelum membalas kekalahannya, I Gusti Agung Putu terlebih dahulu bertapa di puncak Gunung Mangu tempat Pura Pucak Mangu sekarang. Di puncak Gunung Mangu inilah I Gusti Agung Putu mendapat pawisik keagamaan dengan kekuatan magis religius. Setelah itu I Gusti Agung Putu kembali menantang I Gusti Ngurah Batu Tumpeng bertempur. Berkah hasil tapanya di Gunung Mangu itulah I Gusti Agung Putu meraih kemenangan melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan musuh-musuhnya yang lain.
Gunung Mangu ini terletak di sebelah timur laut Danau Beratan. Gunung ini juga bernama Pucak Beratan, Pucak Pengelengan, dan Pucak Tinggan. Orang dari Desa Beratan menyebut gunung tersebut Pucak Beratan. Sedangkan orang yang dari Desa Tinggan menyebutnya Pucak Tinggan. Karena umat di Desa Tinggan-lah yang ngempon aci-aci di Pura Pucak Mangu tersebut.
Nama Pucak Pengelengan menurut penuturan keluarga Raja Mengwi bahwa saat I Gusti Agung Putu bertapa di Pucak Mangu, Batara Pucak Mangu menulis (ngerajah) lidahnya. Setelah itu I Gusti Agung Putu disuruh ngelengan (melihat keseliling). Mana daerah yang dilihat dengan terang itulah nanti daerah kekuasaannya. Karena itulah Pucak Mangu ini juga disebut Pucak Pengelengan.
Di Pucak Mangu ini terdapat sebuah pura dengan ukuran 14 x 24 meter. Di dalamnya ada beberapa pelinggih dan bangunan yang bernilai sejarah kepurbakalaan. Yaitu sebuah Lingga, dengan ukuran tinggi 60 cm dan garis tengahnya 30 cm. Bahannya dari batu alam lengkap dengan bentuk segi 4 (Brahma Bhaga), segi delapan (Wisnu Bhaga) dan bulat panjang (Siwa Bhaga).
Menurut para ahli purba kala, Lingga ini sezaman dengan dengan Lingga di Pura Candi Kuning. Para ahli memperkirakan penggunaan Linga dan Candi sebagai media pemujaan di Bali berlangsung dari abad X – XIV. Setelah abad itu pemujaan di Bali menggunakan bentuk Meru dan Gedong. Kapan tepatnya Pura Pucak Mangu ini didirikan belum ada prasasti atau sumber lainnya dengan tegas menyatakannya. Dari cerita keluarga Raja Mengwi konon ketika I Gusti Agung Putu akan bersemadi di gunung ini menjumpai kesulitan karena hutannya sangat lebat. Setelah beliau berusaha ke sana-ke mari lalu beliau mendengar suara tawon. I Gusti Agung Putu pun menuju suara tawon itu. Ternyata di tempat suara tawon itu dijumpai reruntuhan pelinggih termasuk Lingga tersebut. Setelah itu kemungkinan pura ini dipugar oleh I Gusti Agung Putu setelah beliau berhasil menjadi Raja Mengwi serta mendirikan Pura Penataran-nya di tepi Danau Beratan.
Nampaknya sampai abad XVIII pelinggih utama di Pura Pucak Mangu adalah Lingga Yoni saja dan bangunan pelengkap lainnya. Setelah pemerintahan I Gst. Agung Nyoman Mayun yang bergelar Cokorda Nyoman Mayun melengkapinya dengan pendirian Meru Tumpang Lima linggih Batara Pucak Mangu. Meru Tumpang Tiga linggih Batara Teratai Bang dan Tepasana tempat Lingga. Ada juga dibangun Padma Capah sebagai Pengubengan, Pelinggih Panca Resi yang mempunyai lima ruangan yang menghadap ke empat penjuru dan sebuah ruangan berada di tengah, dan bangunan lainnya. Menurut Babad Mengwi, atas perintah Cokorda Nyoman Mayun-lah Pura Penataran Tinggan didirikan tahun Saka 1752 atau 1830 Masehi. Mungkin zaman dahulu menuju ke Pura Penataran Ulun Danu Beratan masih sulit karena keadaan alamnya. Hal itulah barang kali menyebabkan Pura Pucak Tinggan memiliki dua Pura Penataran. Sampai tahun 1896 saat runtuhnya Kerajaan Mengwi tidak ada tercatat dalam sejarah bahwa Pura Pucak Mangu direstorasi. Tahun 1927 akibat gempa yang dhasyat Pura Pucak Mangu ikut runtuh. Pura tersebut baru direstorasi tahun 1934 – 1935. Tahun 1978 terjadi angin kencang lagi yang merusak pelinggih dan bangunan lainnya. Pada tahun itu juga pura tersebut direstorasi kembali.
Letak Geografis
Pura Pucak Mangu terletak di Kabupaten badung sekitar 40 km dari Denpasar yang beriklim normal, curah hujan rata-rata 2135mm pertahun dengan temperature rata-rata 24,2 derajat celcius. Kelemababan rata-rata 92,5 %, dan tekanan rata-rata 1009,6 mm bar dengan penyinaran 65%. Untuk pelestarian maupun pengembangan budi daya kawasan, angka-angka klimatologi sangat diperlukan sebagai dasar kajian analisisnya dari berbagai aspek fisis, chemis dan ekologinya. Pemilihan lokasi pura, pemukiman pedesaan, lahan pertanian dan lahan kehidupan lainnya berbeda dengan nalar sain dan teknologi yang kini dikembangkan. Perwujudan berbentuk arsitektur, pemakaian bahan dan pertimbangan orientasi, dimensi, orientasi, proporsi dan komposisi juga sirkulasi dan sirkulasi dan prosesi. Dan itu juga didasarkan pada angka-angka basement geografi, iklim, geologi, hidrologi dan topografi bentang alam dari lokasi terpilih. Potensi Pura Pucak Mangu. Adapun potensi yang dimilki oleh Pura Pucak Mangu adalah sebagai berikut :
a. Struktur Bangunan
Pura Pucak Mangu termasuk salah satu kayangan jagat di Bali yang didirikan sekitar tahun 1555 Isaka atau tahun 1633 dengan dua fungsi yaitu sebagai Pura Catur Loka Pala dan Pura Padma Bhuwana. Pura Pucak Mangu seperti layaknya pura pada umumnya di Bali struktur bangunannya didasarkan pada konsep tri mandala yang terdiri dari tiga halaman yaitu jaba sisi ( halaman luar), jaba tengah ( halaman tengah ) dan jeroan ( halaman dalam ) dengan struktur bangunan khas Bali. Palebahan pura yang paling timur adalah sthana Ida Bhatari Danu atau dikenal dengan Lingga Petak berupa Meru Tumpang Tiga, dimana di bawahnya terdapat batu berwarna merah putih dan hitam. Yang putih berukuran paling besar. Itulah sebabnya disebut Lingga Petak atau Lingga Putih.
Selanjutnya palebahan di sebelah baratnya berupa Meru Tumpang Sebelas sebagai sthana Ida Bhatara Pucak Mangu. Kedua palebahan ini sedikit terpisah dengan palebahan ketiga dan keempat yang berada di daratan. Palebahan ketiga yang paling luas adalah tempat banyak bangunan suci dengan pelinggih utama berupa Meru Tumpah Tujuh sthana Ida Bhatara Terate Bang. Di tempat ini juga ada Padmasri sebagai sthana Ida Bhatara Pucak Sangkur dan sebuah Padma Tiga sebagai sthana Tri Purusa. Palinggih yang lain adalah jajaran kamiri yang terdiri dari : Padmasana, Sanggah Kamulan Rong Tiga, Taksu Agung, Meru Tumpang Tiga, Gedong Manjangan Saluang, Gedong beratap pane, lima buah gedong lainnya, sejumlah balai yakni Bale Pasamuan Agung, Bale Paruman Alit, Bale Papelik, Bale Penyucian, Bale Gong dan Bale Kulkul. Sedangkan palebahan keempat berada di jabaan palebahan terbesar sebagai sthana Ida Bhatara Dalem Purwa.
b. Adat-istiadat
Upacara di Pucak Mangu dilakukan dua kali setahun. Pada Purnama Sasih Kapat dilakukan upacara piodalan baik di Pura Pucak Mangu maupun di Pura Penataran Tinggan. Sedangkan Purnama Sasih Kapitu dilakukan upacara Ngebekin di kedua pura tersebut. Upacara piodalan dan upacara ngebekin di Pura Pucak Mangu diselenggarakan oleh delapan kelompok pemaksan yaitu Tinggan, Plaga, Bukian, Kiadan, Nungnung, Semanik, Tiyingan dan Auman. Delapan pemaksan inilah yang membantu Puri Mengwi untuk melaksanakan kedua upacara pokok tersebut. Setiap mengadakan upacara silakukan biasanya diiringi dengan tari-tarian sakral seprti rejang dewa, Baris gede, wayang lemah.
c. Potensi Flora
Pura Pucak mangu terletak di kawasan pegunungan hutan lindung yang kelestariannya masih bisa di pertahankan. Pura ini terletak di kawasan puncak dengan ketinggiam 2.020 meter di atas permukaan laut. Kesuburan dan kandungan hidrologi dari struktur geologi menentukan jenis flora yang tumbuh di kawasannya sebagai habitat sesuai dengan keperlaun hidupnya. Adapun pohon-pohon yang masih dipertahankan terutama di jalur lintasan setapak dan dijadikan taman hutan wisata adalah sebagai berikut seprti anggrek, talas sembung, tedted, paku jukut (sayur), buyung-buyung, uyah-uyah, layah bebek dan berbagai jenis tumbuhan jalar dan juga tumbuhan lekat dari pohon tinggi termasuk tanaman kopi, cengkeh, mangga dan tumbuhan buah-buahan lainnya.
Potensi Fauna
Pura Pucak Mangu juga melindungi beberapa fauna langka yang masih bisa bertahan sampai sekarang diantaranya keker kiuh, kurkurtekukur, punaan, titiran, perit bondol, belatuk, becica sesapi, lubak, bukal dan semal.



JEMBATAN TUKAD BANGKUNG



Tampak Samping Jembatan
Ini dia jembatan yang ramai dijuluki jembatan terpanjang di Bali dan bahkan yang tertinggi di Asia, Jembatan Bangkung. Jembatan ini terletak di Desa Pelaga Kecamatan Petang Kabupaten Badung, Bali. Dikatakan sebagai jembatan terpanjang di Bali dan tertinggi di Asia tampaknya memang sebutan yang pantas dan sudah diakui oleh masyarakat luas. Jembatan ini memiliki panjang sampai 360 meter, dengan lebar 9,6 meter, dan ketinggian pilar mencapai 71,14 meter dengan pondasi yang menancap sampai ke bawah tanah sedalam 41 meter. Lebih lagi, karena jembatan ini memakai teknologi balanced cantilever, dengan estimasi usia pakai mencapai 100 tahun.
Jembatan Tukad Bangkung
Desa yang terletak di ujung kabupaten badung, dengan Jembatan Bangkungnya kini bisa terhubung lebih cepat dengan kabupaten Bangli yaitu daerah Kintamani setelah melewati desa tetangga yaitu desa Belok Sidan. Jembatan ini didesain terbuka tanpa tutup dengan tujuan agar pelancong dapat yang berminat singgah maupun sekadar lewat dapat melihat panorama pegunungan yang alami di desa Pelaga.
Tak tanggung-tanggung rupanya biaya pembangunan jembatan ini sampai memakan Rp. 46 Milyar. Dana sebanyak itu berasal sari APBD Provinsi Bali dengan system multiyears sejak tahun 2001 lalu. Biaya sebanyak itu rasanya tidak sia-sia mengingat dengan dibangunnya jembatan ini jarak tempuh antar kabupaten dan desa menjadi 6 kilometer lebih dekat daripada jarak tempuh sebelum jembatan ini dibangun.
Selain berfungsi dalam bidang perhubungan kini Jembatan Bangkung dijadikan sebagai lokasi wisata alternatif masyarakat di sekitar Badung, Denpasar, Bangli dan Tabanan. Masyarakat ingin melihat sendiri jembatan yang tertinggi di Asia. Julukan itu rupanya merupakan kebanggaan sendiri bagi masyarakat karena dengan demikian nama daerahnya semakin dikenal.
Melihat kedatangan wisatawan lokal Bali yang dating dan berfoto di jembatan Bangkung, penduduk sekitar pun berinisiatif mendirikan kios makan dan mini market di area sekitar Jembatan. Dibangunnya Jembatan Bangkung ke depannya tidak menutup kemungkinan mampu mendatangkan penghasilan bagi masyarakat maupun desa Pelaga. Hal itu tentunya perlu mendapat perhatian dari pemerintah setempat agar lebih menggali potensi di lokasi.

AIR TERJUN NUNGNUNG



Air terjun Nungnung berlokasi di banjar Nungnung, Desa Pelaga Kecamatan Petang, Badung.  Jaraknya kurang lebih 40 kilometer sebelah utara kota Denpasar dengan ketinggian 900 mter di atas permukaan laut. Objek Wisata ini terletak di desa yang sama dengan lokasi Jembatan Bangkung yang diklaim sebagai jembatan tertinggi di Asia yang letaknya kira- kira 5 km dari Nungnung. Di desa ini pula terdapat Bagus Agro Wisata yang menyuguhkan keindahan alam pertanian dan pesona pegunungan yang asri.
Air terjun Nungnung terletak kira-kira 6 km sebelum Bagus Agro. Air terjun ini memiliki ketinggian 50 meter dan luas 0,4 hektar dengan debit air cukup besar . Untuk mencapai lokasi air terjun pengunjung akan disuguhkan panorama persawahan berbukit sekitar 2 Kilometer dari jalan raya. Air terjun Nungnung adalah salah satu obyek wisata yang wajib dikunjungi bagi penggemar wisata trekking, karena untuk sampai ke lokasi air terjun kita harus menyusuri tangga yang jumlahnya lumayan banyak, sehingga kita bisa sampai turun ke lembah sungai dan dapat melihat air terjun dari jarak dekat.
Fasilitas tangga menuju air terjun sudah cukup memadai. Semak belukar di samping kanan kiri membangkitkan jiwa petualang sehingga lebih berkesan. Rasa letih setelah menuruni tangga akan terbayar oleh keindahan air terjun yang dihiasi dengan bebatuan besar memantulkan jatuhnya air. Air terjunnya sendiri terletak di lembah yang lebih mendekati gua, dengan suasana hijau daun dan lelumutan. Setelah puas melihat air terjun, selanjutnya wisatawan dapat menikmati makan siang atau sekedar melepas lelah di bale-bale kecil yang disediakan di sepanjang jalan setapak.
Air terjun ini mulai di promosikan sebagai tempat wisata sejak tahun 1996. Kondisi sarana dan prasarana air terjun nungnung semakin banyak mengalami perubahan, seperti adanya berbagai fasilitas-fasilitas tambahan lainnya untuk menunjang objek wisata ini. Karena letaknya didaerah pedesaan, menambah keeksotikan dan keindahan yang menjadikan air terjun ini menarik untuk dikunjungi. Sekalinya berkunjung kesini akan menjadi pengalaman yang sangat mengesankan, apalagi bila wisatawan juga mengunjungi objek wisata lain yang ada di desa Pelaga seperti Bagus Agro Wisata, Jembatan Bangkung, Bukian dan Auman yang tempat pembudidayaan asparagus, pare putih dan padi gogo.